Dirgahayu HUT RI ke 66

 
PAHLAWAN DAN KEMERDEKAAN

Bagaimana kalian mengendap dalam gelap malam
di lereng strategis sebuah bukit kecil
menghadang konvoi nica

bagaimana jantung kalian deras berdebar
ketika iring-iringan kendaraan itu semakin mendekat

lalu bagaimana tubuhmu ditembus peluru
dan kau rebah ke tanah berlumur darah
terbaring beku
di rumput ilalang
dalam lengang yang panjang
kami tak tahu
ketika itu kami belum tumbuh di rahim ibu


bagaimana kalian dalam seragam kumal
baju compang-camping
menyandang karaben Jepang
di front-front terdepan

bagaimana kalian terpelanting
dari tebing-tebing pertempuran yang berdesing

bagaimana kalian menyerbu tank
dengan bambu runcing

bagaimana kalian bertahan habis-habisan
ketika dikepung musuh dari segala penjuru

bagaimana kalian terbaring
di dinding-dinding kamar pemeriksaan nefis

bagaimana kalian mengunci rapat rahasia pasukan
dalam mulut yang teguh membisu
walau dilistrik jari-jarimu
dan dicabuti kuku-kukumu

bagaimana kesetiakawanan yang menulang-sumsum
bagaimana kaum ibu sibuk bertugas di dapur umum
bagaimana kalian sudah merasa bangga
kalau ke markas bisa naik sepeda

bagaimana semua itu sungguh-sungguh terjadi
dan bukan dongeng
dan bukan mimpi
kami tak alami
kami belum hadir di bumi ini

bagaimana peristiwa-peristiwa itu berlangsung
pastilah satu memori yang agung
tapi adalah memori kalian
dan bukan nostalgia kami

kemerdekaan
telah kalian rebut

kemerdekaan
telah kalian wariskan
kepada negeri ini
kepada kami anak-anakmu.

*kupersembahkan puisi ini untuk orang tuaku
H. Abd. Moentalib Manan Hadi
pejuang kemerdekaan yang telah wafat
Hari Kamis Malam Jumat Jam 20.00 WIB
Akhir Pebruari 2010 di usia 85 tahun
semoga bahagia di alam sana.

@wak genok - Jatim 10.07

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
Senkom Mitra Polri Sidoarjo | Informasi | Komunikasi | Kamtibmas | Rescue I Bela Negara