Senkomsidoarjo.or.id | Pada tanggal 11 Agustus 2016 pukul 09.00 s.d
10.45 di Gedung Auditorium UNS Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kp.
Kenthingan Kel/Kec. Jebres Kota Surakarta telah berlangsung Kuliah
Umum oleh Jenderal TNI Gatot Nuramantiyo (Panglima TNI) dalam rangka
memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional dengan tema "Memahami
Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia
Emas" sebagai penanggungjawab kegiatan Prof Dr Ravik Karsidi (Rektor
UNS Surakarta) diikuti sekitar 1.500 orang.
(Foto sumber : Kidnesia.com)
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain :
1) Laksda TNI Siwi Sukma Adji (Asrenum Panglima TNI)
2) Mayjen TNI Agung Risdhianto (Asops Panglima TNI)
3) Mayjen TNI Wiyarti (Aster Panglima TNI)
4) Mayjen TNI Tatang Sulaiman (Kapuspen Panglima TNI)
5) Marsda TNI Bonar Hutagaol (Askomlek Panglima TNI)
6) Mayjen TNI Jaswandi (Pangdam IV/Dip)
7) Brigjend TNI Acmad Sudarsono (Waaslog Panglima TNI)
8) Brigjen TNI Mar Lukman Hakim ST Han (Dan Pasmar 1 Surabaya)
9) Kolonel Inf Maruli Simanjuntak, M.Sc (Danrem 074/WRT)
10) Kolenel Inf Dedi Suryadi (Dan Grup 2 Kopassus)
11) Kolonel Cpm Bambang Sumarsono (Danpom Dam IV/DIP)
12) Kolonel Nav Agus Priyanto (Danlanud Adi Soemarmo)
13) Kolonel Laut (P) Elka Setyawan (Danlanal Semarang)
14) Kolonel (L) Bambang Isri Bandono (Seklem STTAL Surabaya)
15) Kol Laut (S) Kartoli (Danlanal Jogja)
16) Letkol Pnb A.P.U Tarigan (Kadis ops Lanud Adi Soemarmo)
17) Letkol Inf Ari Prsetya (Dandim 0735/Ska)
18) Prof. Intan Ahmad.,Ph,D (Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemenristekdikti)
19) Prof Dr Ravik Karsidi (Rektor UNS Surakarta)
20) Perwakilan Mahasiswa di Seluruh Indonesia.
Inti sambutan dari Prof Ali Gufron Mukti, M.Sc.,Ph,D (Dirjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti) antara lain :
1) Perlu kami sampaikan bahwa acara ini adalah merupakan suatu
rangkaian acara dari Hakteknas (Hari Kebangkitan Technologi Nasional),
dalam hal ini kami mengikutsertakan para mahasiswa di seluruh
Indonesia termasuk juga mahasiswa Bidikmisi, Anak Papua dan juga 3 T.
Program Bidikmisi sudah dicanangkan sejak tahun 2010 dimana para
mahasiswa yang kurang mampu akan dibantu oleh pemerintah.
2) Secara khusus untuk kuliah umum hari ini sudah ditunggu-tunggu oleh
para mahasiswa, karena orang yang paling mengetahui tentang bela
Negara adalah dari TNI, dan apabila TNI bersama dengan rakyat maka
Negara ini akan semakin kuat, dan dengan adanya TNI bersama-sama
bekerjasama dengan Rakyat maka Negara ini akan sejahtera.
Paparan yang disampaikan oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (Panglima
TNI) antara lain :
1) Pada tahun 1978 seorang pakar demografi sekaligus ekonomi politik
dari inggris bernama thomas malthus mengeluarkan teori tentang
kependudukan. Pasokan makanan yang menyebabkan berkurangnya jumlah
makanan per orang. Malthus menyatakan bahwa jumlah penduduk meningkat
seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan makanan meningkat seperti
deret hitung.
2) Teori Malthus ini didukung oleh seorang pakar statistik bernama
Laurence Smith. Dalam sebuah buku yang diluncurkan pada tahun 2011,
Smith menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk dunia meningkat dengan
pesat. Jika pada tahun 1800 penduduk dunia baru mencapai 1 miliar,
pada tahun 2011 yang lalu penduduk dunia telah mencapai 7 miliar.
3) Menurut perhitungan Smith, selanjutnya jumlah penduduk dunia akan
bertambah 1 miliar orang setiap 6 tahun. Jika dipetakan antara teori
Malthus dengan data yang dimiliki Smith, maka titik temu antara
ketersediaan pangan dengan jumlah penduduk dunia untuk mendapatkan
makanan yang layak terjadi pada tahun 2011, yang disebut titik kritis.
Setelah tahun tersebut, berarti ketersediaan makanan untuk tiap-tiap
penduduk dunia akan mengalami krisis karena tidak memenuhi kebutuhan
minimal yang harus dikonsumsi. Dengan kata lain, sejak titik kritis
tersebut maka dunia mengalami kelangkaan pangan. Kelangkaan pangan ini
telah menimbulkan dampak mengerikan bagi dunia. Hal ini senada dengan
data UNICEF yang mencatat adanya 1 orang anak meninggal dunia setiap
3.1 detik atau hampir 15 juta anak setiap tahun karena kemiskinan,
kelaparan dan kesehatan yang buruk.
4) Jika tahun 2014 penduduk dunia telah mencapai 7,3 miliar jiwa dan
dengan penambahan kebutuhan energi dunia sebesar 41% pada tahun 2035,
maka energi fosil dunia diperkirakan akan habis pada tahun 2043.
Satu-satunya harapan yang tersisa adalah pemanfaatan energi hayati
sebagai energi penggerak kegiatan peradaban manusia. Lantas
bagaimanakah kondisi NKRI dimasa pada saat itu? Marilah kita lihat
perkembangan lingkungan strategis dunia dan posisi geografis Indonesia
dengan kekayaan alamnya yang melimpah.
5) Energi sebagai latar belakang konflik, konflik-konflik dibelahan
dunia terjadi akibat persaingan kepentingan antar Negara untuk
menguasai sumber energi.
Dari berbagai konflik yang terjadi di dunia, lebih dari 70 persen
disebabkan adanya perebutan sumber energi. Negara-negara yang memiliki
sumber energi fosil (minyak, gas dan batubara) menjadi tempat
berkumpulnya kepentingan berbagai Negara di dunia. Hal ini sangat
wajar karena suatu negara wajib menjamin keselamatan warganya dan
mengamankan ketersediaan energi yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup bangsanya. Entah berasal dari eksplorasi dalam negeri atau
melalui kerjasama dengan luar negeri.
Dilain pihak, pada tahun 2011 British Petroleum (BP) mengeluarkan
sebuah laporan yang menyatakan bahwa sisa energi fosil dunia tinggal
45 tahun lagi sedangkan sisa energi fosil di Indonesia hanya tinggal
11,8 tahun. Energi dunia akan habis pada tahun 2056 dan Indonesia pada
tahun 2023 dengan asumsi bahwa kebutuhan energi dunia tidak mengalami
peningkatan. Padahal, BP pada awal tahun 2014 memperkirakan bahwa
konsumsi energi dunia pada 2035 akan meningkat sampai 41 persen dari
kebutuhan hari ini.
10.45 di Gedung Auditorium UNS Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kp.
Kenthingan Kel/Kec. Jebres Kota Surakarta telah berlangsung Kuliah
Umum oleh Jenderal TNI Gatot Nuramantiyo (Panglima TNI) dalam rangka
memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional dengan tema "Memahami
Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia
Emas" sebagai penanggungjawab kegiatan Prof Dr Ravik Karsidi (Rektor
UNS Surakarta) diikuti sekitar 1.500 orang.
(Foto sumber : Kidnesia.com)
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain :
1) Laksda TNI Siwi Sukma Adji (Asrenum Panglima TNI)
2) Mayjen TNI Agung Risdhianto (Asops Panglima TNI)
3) Mayjen TNI Wiyarti (Aster Panglima TNI)
4) Mayjen TNI Tatang Sulaiman (Kapuspen Panglima TNI)
5) Marsda TNI Bonar Hutagaol (Askomlek Panglima TNI)
6) Mayjen TNI Jaswandi (Pangdam IV/Dip)
7) Brigjend TNI Acmad Sudarsono (Waaslog Panglima TNI)
8) Brigjen TNI Mar Lukman Hakim ST Han (Dan Pasmar 1 Surabaya)
9) Kolonel Inf Maruli Simanjuntak, M.Sc (Danrem 074/WRT)
10) Kolenel Inf Dedi Suryadi (Dan Grup 2 Kopassus)
11) Kolonel Cpm Bambang Sumarsono (Danpom Dam IV/DIP)
12) Kolonel Nav Agus Priyanto (Danlanud Adi Soemarmo)
13) Kolonel Laut (P) Elka Setyawan (Danlanal Semarang)
14) Kolonel (L) Bambang Isri Bandono (Seklem STTAL Surabaya)
15) Kol Laut (S) Kartoli (Danlanal Jogja)
16) Letkol Pnb A.P.U Tarigan (Kadis ops Lanud Adi Soemarmo)
17) Letkol Inf Ari Prsetya (Dandim 0735/Ska)
18) Prof. Intan Ahmad.,Ph,D (Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemenristekdikti)
19) Prof Dr Ravik Karsidi (Rektor UNS Surakarta)
20) Perwakilan Mahasiswa di Seluruh Indonesia.
Inti sambutan dari Prof Ali Gufron Mukti, M.Sc.,Ph,D (Dirjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti) antara lain :
1) Perlu kami sampaikan bahwa acara ini adalah merupakan suatu
rangkaian acara dari Hakteknas (Hari Kebangkitan Technologi Nasional),
dalam hal ini kami mengikutsertakan para mahasiswa di seluruh
Indonesia termasuk juga mahasiswa Bidikmisi, Anak Papua dan juga 3 T.
Program Bidikmisi sudah dicanangkan sejak tahun 2010 dimana para
mahasiswa yang kurang mampu akan dibantu oleh pemerintah.
2) Secara khusus untuk kuliah umum hari ini sudah ditunggu-tunggu oleh
para mahasiswa, karena orang yang paling mengetahui tentang bela
Negara adalah dari TNI, dan apabila TNI bersama dengan rakyat maka
Negara ini akan semakin kuat, dan dengan adanya TNI bersama-sama
bekerjasama dengan Rakyat maka Negara ini akan sejahtera.
Paparan yang disampaikan oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (Panglima
TNI) antara lain :
1) Pada tahun 1978 seorang pakar demografi sekaligus ekonomi politik
dari inggris bernama thomas malthus mengeluarkan teori tentang
kependudukan. Pasokan makanan yang menyebabkan berkurangnya jumlah
makanan per orang. Malthus menyatakan bahwa jumlah penduduk meningkat
seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan makanan meningkat seperti
deret hitung.
2) Teori Malthus ini didukung oleh seorang pakar statistik bernama
Laurence Smith. Dalam sebuah buku yang diluncurkan pada tahun 2011,
Smith menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk dunia meningkat dengan
pesat. Jika pada tahun 1800 penduduk dunia baru mencapai 1 miliar,
pada tahun 2011 yang lalu penduduk dunia telah mencapai 7 miliar.
3) Menurut perhitungan Smith, selanjutnya jumlah penduduk dunia akan
bertambah 1 miliar orang setiap 6 tahun. Jika dipetakan antara teori
Malthus dengan data yang dimiliki Smith, maka titik temu antara
ketersediaan pangan dengan jumlah penduduk dunia untuk mendapatkan
makanan yang layak terjadi pada tahun 2011, yang disebut titik kritis.
Setelah tahun tersebut, berarti ketersediaan makanan untuk tiap-tiap
penduduk dunia akan mengalami krisis karena tidak memenuhi kebutuhan
minimal yang harus dikonsumsi. Dengan kata lain, sejak titik kritis
tersebut maka dunia mengalami kelangkaan pangan. Kelangkaan pangan ini
telah menimbulkan dampak mengerikan bagi dunia. Hal ini senada dengan
data UNICEF yang mencatat adanya 1 orang anak meninggal dunia setiap
3.1 detik atau hampir 15 juta anak setiap tahun karena kemiskinan,
kelaparan dan kesehatan yang buruk.
4) Jika tahun 2014 penduduk dunia telah mencapai 7,3 miliar jiwa dan
dengan penambahan kebutuhan energi dunia sebesar 41% pada tahun 2035,
maka energi fosil dunia diperkirakan akan habis pada tahun 2043.
Satu-satunya harapan yang tersisa adalah pemanfaatan energi hayati
sebagai energi penggerak kegiatan peradaban manusia. Lantas
bagaimanakah kondisi NKRI dimasa pada saat itu? Marilah kita lihat
perkembangan lingkungan strategis dunia dan posisi geografis Indonesia
dengan kekayaan alamnya yang melimpah.
5) Energi sebagai latar belakang konflik, konflik-konflik dibelahan
dunia terjadi akibat persaingan kepentingan antar Negara untuk
menguasai sumber energi.
Dari berbagai konflik yang terjadi di dunia, lebih dari 70 persen
disebabkan adanya perebutan sumber energi. Negara-negara yang memiliki
sumber energi fosil (minyak, gas dan batubara) menjadi tempat
berkumpulnya kepentingan berbagai Negara di dunia. Hal ini sangat
wajar karena suatu negara wajib menjamin keselamatan warganya dan
mengamankan ketersediaan energi yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup bangsanya. Entah berasal dari eksplorasi dalam negeri atau
melalui kerjasama dengan luar negeri.
Dilain pihak, pada tahun 2011 British Petroleum (BP) mengeluarkan
sebuah laporan yang menyatakan bahwa sisa energi fosil dunia tinggal
45 tahun lagi sedangkan sisa energi fosil di Indonesia hanya tinggal
11,8 tahun. Energi dunia akan habis pada tahun 2056 dan Indonesia pada
tahun 2023 dengan asumsi bahwa kebutuhan energi dunia tidak mengalami
peningkatan. Padahal, BP pada awal tahun 2014 memperkirakan bahwa
konsumsi energi dunia pada 2035 akan meningkat sampai 41 persen dari
kebutuhan hari ini.
Berita terkait 👇
Melihat fakta bahwa energi fosil tidak dapat diperbaharui, maka saat
ini banyak pakar dan akademisi di seluruh dunia berusaha untuk
menciptakan energi baru pengganti energi fosil. Dan berdasarkan
berbagai temuan ilmiah, salah satu energi baru yang dapat diciptakan
adalah energi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, atau lebih dikenal
dengan sebutan energi hayati. Kecenderungan peningkatan penggunaan bio
energi ini bahkan pada tahun 2007-2008 telah memicu krisis harga
pangan dunia yang meningkat sangat tajam, hingga 75%, antara lain
diakibatkan karena pengalihan penggunaan bahan pangan menjadi bio
energi atau energi haya.
Mengerti bahwa cinta dan peduli kepentingan Negara harus menjadi
kepentingan tertinggi diatas segala-galanya. Adanya individu-individu
yang kaya belum tentu membuat Negara menjadi sejahtera, tetapi Negara
yang kaya dan dikelola secara arif dan bijaksana akan membuat
rakyatnya menjadi sejahtera. Semua pemimpin dari semua strata harus
banyak berbuat dan beraksi, bukan hanya bicara.
Kita harus sadar dan bangga bahwa Indonesia merupakan Negeri patriot.
Sebuah Negara dengan sumber daya alam melimpah, memiliki ekonomi yang
kuat, mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar dan dilatarbelakangi
dengan keanekaragaman masyarakat. Kondisi ini tentu membuat
kecemburuan negara-negara lain. Di lain pihak, ada negara-negara yang
tidak ingin lndonesia menjadi Negara maju dengan ekonomi yang kuat dan
dijadikan sebagai konsumen atau pasar komoditasnya. Ketentraman
masyarakat selalu diusik dengan beragam gejolak yang mengarah ke
instabilitas kondisi sosial ekonomi.
Pemerintah Negara kita yang berusaha membekali generasi mudanya dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui program pendidikan berkualitas
selalu dihalang-halangi melalui adu domba antar mahasiswa, perkelahian
pelajar bahkan pertikaian antar kelompok masyarakat. Isu-isu
kesejahteraan dihembuskan kepada kaum pekerja dan buruh untuk menuntut
kehidupan dan kesejahteraan yang layak. Akibatnya muncul demonstrasi
buruh dimana-mana yang tanpa disadari telah membuat
perusahaan-perusahaan tersebut tidak bisa melakukan kegiatan produksi
secara normal dan menimbulkan kerugian yang besar. Situasi ini secara
makro dapat menghambat rencana pemerintah untuk menjadikan lndonesia
masuk dalam 7 besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045.
Kita perlu bercermin pada sejarah hancurnya kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit serta belajar dan mencontoh perjuangan perang kemerdekaan
bahwa apabila semua potensi yang ada disatukan maka bangsa ini akan
memiliki kekuatan luar biasa dalam membangun bangsa menjadi besar
serta siap menghadapi semua tantangan. Semua komponen bangsa harus
membekali diri dengan ilmu pen etahuan yang cukup, keahlian dan
keterampilan sesuai bidan nya, wawasan yang luas serta menyiapkan diri
dengan pengaaman nyata di lapangan untuk membentuk karakter individu
yang kuat dan berwawasan kebangsaan, sehingga pada akhirnya akan mampu
melawan dan menghancurkan Proxy Warr
Selama kegiatan berjalan dengan tertib dan aman.